Tasawuf memiliki banyak pengertian sesuai dengan asal-usul kata tersebut yaitu antara lain :
1. Shafa (suci). Disebut shafa (suci) karena kesucian batin sufi dan kebersihan tindakannya.
2. Shaff (barisan); karena para sufi mempunyai iman kuat, jiwa bersih, dan senantiasa memilih barisan
1. Shafa (suci). Disebut shafa (suci) karena kesucian batin sufi dan kebersihan tindakannya.
2. Shaff (barisan); karena para sufi mempunyai iman kuat, jiwa bersih, dan senantiasa memilih barisan
terdepan dalam shalat berjama’ah.
3. Saufanah/ shuf; karena para sufi memakai pakaian berbulu yang terbuat dari bulu domba kasar.
Para sufi mengemukakan pengertian mereka sesuai dengan pengalaman mereka masing-masing.
3. Saufanah/ shuf; karena para sufi memakai pakaian berbulu yang terbuat dari bulu domba kasar.
Para sufi mengemukakan pengertian mereka sesuai dengan pengalaman mereka masing-masing.
Beberapa pengertian yang berkembang dan sering dipakai sebagai acuan berasal dari al-Junaid al-Baghdadi
(w. 297 H / 910 M), bapak tasawuf moderat. Ia mendefinisikan tasawuf sebagai keberadaan bersama
Allah Swt tanpa adanya penghubung. Baginya tasawuf berarti membersihkan hati dan sifat yang menyamai
binatang, menekan sifat basyariyah, menjauhi hawa nafsu, memberikan tempat bagi sifat kerohanian,
berpegangan pada ilmu kebenaran, memberi nasihat kepada umat, benar-benar menepati janji kepada Allah
Swt, dan mengikuti syari’at Rasulullah Saw.
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan di atas Zakaria al-Anshari (852 H/ 1448 M-925 H/
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan di atas Zakaria al-Anshari (852 H/ 1448 M-925 H/
1519 M) seorang penulis tasawuf meringkas tasawuf sebagai cara menyucikan diri meningkatkan akhlak dan
membangun kehidupan jasmani dan rohani untuk mencapai kebahagiaan abadi. Unsur utama tasawuf adalah
penyucian diri dan tujuan akhirnya adalah kebahagiaan dan keselamatan.
Selain itu Ibrahim Basyuni sarjana muslim kebangsaan Mesir setelah mengemukakan 40 definisi tasawuf
Selain itu Ibrahim Basyuni sarjana muslim kebangsaan Mesir setelah mengemukakan 40 definisi tasawuf
termasuk beberapa definisi yang telah dikemukakan di atas, mengategorikan pengertian tasawuf pada tiga
hal :
Pertama, kategori al-bidayah, yaitu pengertian tasawuf pada tingkat permulaan. Kategori ini
Pertama, kategori al-bidayah, yaitu pengertian tasawuf pada tingkat permulaan. Kategori ini
dikemukakan Makruf al-Kurkhi menekankan kecenderungan jiwa dan kerinduannya secara fitrah kepada
Yang Maha Mutlak, sehingga orang senantiasa berusaha mendekatkan diri kepada Allah Swt.
Kedua, kategori al-mujahadah, yaitu pengertian tasawuf pada pengamalan yang didasarkan pada
Kedua, kategori al-mujahadah, yaitu pengertian tasawuf pada pengamalan yang didasarkan pada
kesungguhan. Pengertian ini misalnya diberikan oleh al-Jurairi dan al-Qusyairi yang lebih menonjolkan akhlak
dan amal dalam pendekatan diri kepada Allah Swt.
Ketiga, kategori al-madzaqat, yakni pengertian tasawuf pada pengalaman batin dan perasaan
Ketiga, kategori al-madzaqat, yakni pengertian tasawuf pada pengalaman batin dan perasaan
keberagaman, terutama dalam mendekati Zat Yang Mutlak.
Dari ketiga pengertian umum di atas, Basyuni menyimpulkan bahwa tasawuf adalah kesadaran murni
Dari ketiga pengertian umum di atas, Basyuni menyimpulkan bahwa tasawuf adalah kesadaran murni
yang mengerahkan jiwa secara benar kepada amal dan aktivitas yang sungguh-sungguh dan menjauhkan diri
dari keduniaan dalam mendekatkan diri kepada Allah Swt untuk mendapatkan perasaan dalam berhubungan
dengan-Nya.
Meskipun ada perbedaan pendapat mengenai pengertian tasawuf menurut para sufi dan para pengamat,
Meskipun ada perbedaan pendapat mengenai pengertian tasawuf menurut para sufi dan para pengamat,
tetapi ada dua hal pokok tentang tasawuf yang disepakati semua pihak, yaitu (1) kesucian jiwa untuk
menghadap Tuhan sebagai Zat Yang Maha Suci, (2) upaya pendekatan diri secara individual kepada-Nya.
Jadi, pada intinya tasawuf adalah usaha untuk menyucikan jiwa sesuci mungkin dalam usaha mendekatkan
diri kepada Tuhan sehingga kehadiran Tuhan senantiasa dirasakan secara sadar dalam kehidupan.
Kedua pokok tasawuf itu mengacu pada pesan dalam al-Qur’an :
Artinya : “Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), Dan ingat
Kedua pokok tasawuf itu mengacu pada pesan dalam al-Qur’an :
Artinya : “Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), Dan ingat
nama Tuhannya, lalu Dia sembahyang.” (Qs. Al-A’laa: 14-15)
B. Kehidupan Masyarakat Modern
Kehidupan modern timbul dan berkembang pesat di negara-negara Barat. Kehidupan modern disana
ditandai dengan kemajuan yang pesat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, sedangkan dalam
bidang keagamaan ditandai dengan gejala-gejala semakin menjauhnya anggota masyarakat dari ajaran
moral (akhlak) Ilahi.
Salah satu ciri masyarakat modern yang paling menonjol menurut Prof. Komaruddin Hidayat adalah
Salah satu ciri masyarakat modern yang paling menonjol menurut Prof. Komaruddin Hidayat adalah
sikapnya yang sangat agresif terhadap kemajuan. Didorong oleh berbagai prestasi yang dicapai oleh ilmu
pengetahuan dan teknologi, masyarakat modern berusaha mematahkan mitos kesakralan alam raya. Semua
harus tunduk atau berusaha ditundukkan oleh kedigdayaan iptek yang berporos pada rasionalitas (akal
pikiran). Realitas (kenyataan) alam raya kini hanya dipahami semata-mata sebagai benda otonom yang
tidak ada kaitannya dengan Tuhan. Alam raya dipahami sebagai jam raksasa yang bekerja mengikuti gerak
mesin yang telah diciptakan dan diatur sedemikian rupa oleh tukang jam yang maha super (Tuhan), untuk
selanjutnya Tuhan “pensiun” dan tak ada lagi urusannya dengan kehidupan di dunia.
Dunia materi dan non materi dipahami secara terpisah sehingga dengan cara demikian masyarakat
Dunia materi dan non materi dipahami secara terpisah sehingga dengan cara demikian masyarakat
modern merasa semakin otonom dalam arti tidak lagi memerlukan campur tangan Tuhan dalam
menyelesaikan persoalan-persoalan hidupnya. Modernisme yang berporos pada rasionalitas harus diakui,
telah mampu mengantarkan manusia pada berbagai prestasi kehidupan materi yang belum pernah dicapai
sebelumnya dalam sejarah umat manusia.
Budaya modern dewasa ini telah tampak pengaruhnya di negara-negara berkembang, termasuk di
Budaya modern dewasa ini telah tampak pengaruhnya di negara-negara berkembang, termasuk di
Indonesia, khususnya di masyarakat perkotaan. Budaya modern yang hanya kita ambil kulitnya saja dapat
mengikis budaya kebersamaan sehingga menjadi budaya individualistik yang satu sama lain hanya
berkonsentrasi pada pemberdayaan diri tanpa mempedulikan nasib dan kondisi orang lain. Diperparah lagi
dengan dominasi rasionalitas manusia modern yang segala sesuatunya hanya diukur dari hal-hal yang
bersifat empiris, sehingga tidak sedikit manusia modern yang menganut pemahaman bahwa seolah-olah
Tuhan itu telah tiada, dalam arti manusia lebih memperturutkan hawa nafsu setan daripada memperhatikan
bisikan hati yang bersumber dari Tuhan.
C. Tasawuf Dalam Dunia Modern
Dunia modern itu bercirikan perubahan dan pada zaman modern ini semua perubahan itu merupakan
Dunia modern itu bercirikan perubahan dan pada zaman modern ini semua perubahan itu merupakan
gejala harian yang begitu cepat. Karena itu siapa pun harus beradaptasi dengan percepatan perubahan
tersebut.
Sebagai umat Islam, kita dituntut untuk istiqamah, juga harus kreatif untuk menangkap setiap makna
Sebagai umat Islam, kita dituntut untuk istiqamah, juga harus kreatif untuk menangkap setiap makna
perubahan tersebut. Iman kita harus stabil tapi didukung oleh pemikiran dan pemahaman yang dinamis.
Kehidupan masyarakat modern yang serba cepat dan cenderung materialistis ini sebenarnya sudah
Kehidupan masyarakat modern yang serba cepat dan cenderung materialistis ini sebenarnya sudah
berada pada titik kejenuhan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya fenomena kerinduan masyarakat
terhadap nilai-nilai spiritual, banyak bermunculan majlis dzikir dan kajian-kajian keislaman yang dikelola
secara apik oleh para dai atau tokoh-tokoh agama Islam. Ini menunjukkan bahwa gerakan tasawuf
kembali dirindukan oleh manusia-manusia modern.
Menurut Prof. Hamka bahwa kita dapat berperilaku sufi atau mengikuti sunah-sunah yang sudah
Menurut Prof. Hamka bahwa kita dapat berperilaku sufi atau mengikuti sunah-sunah yang sudah
digariskan oleh Nabi Saw, tanpa harus meninggalkan kehidupan modern. Dalam hal ini ada beberapa hal
yang harus kita teladani dari kehidupan Nabi, antara lain :
- Zuhud: Beliau mengajarkan bahwa kekayaan yang sebenarnya bukanlah kekayaan harta benda, melainkan kekayaan rohaniah. Beliau tidak tertarik dengan harta benda karena memandang nilai rohani lebih tinggi kedudukannya.
- Hidup sederhana: Dalam kehidupan sehari-hari tercermin kesederhanaan beliau dalam perumahan, pakaian dan makanan. Kasur beliau terbuat dari kulit berisi sabut. Bahkan terkadang beliau tidur diatas tikar daun kurma, sehingga membekas pada punggungnya. Demikian juga dalam makan, amat sederhana sekali. Beliau banyak berpuasa dan tidak makan kecuali lapar, dan kalaupun makan tidak sampai kenyang.
- Bekerja keras: Nabi menyuruh bekerja keras untuk memenuhi hajat hidup dan kelebihan rezeki untuk kepentingan infaq di jalan Allah. Nabi pernah menandaskan “Bekerjalah untuk duniamu, seolah-olah engkau akan hidup selamanya dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan engkau mati esok hari”.
- Aktif dalam kemasyarakatan dan amal sholeh. Rasulullah terkenal amat pemurah. Berkeinginan keras melayani kepentingan umat dan menolong mereka dari segala kesulitan.
- Perbaikan akhlak: Nabi Muhammad Saw adalah contoh dari suri tauladan yang paling baik dalam tingkah laku (akhlak). Beliau selalu mendorong untuk berbuat ihsan kepada sesama manusia, berbuat baik kepada keluarga dan famili, memuliakan tamu dan tetangga.
- Ibadah: Rasulullah adalah ahli ibadah yang paling mulia. Bukan saja dalam ibadah wajib, tetapi juga dalam ibadah sunah. Sebagian malamnya dihabiskan dalam shalat malam (tahajjud), jarang meninggalkan rawatib dan setiap waktu selalu dalam dzikir dan istighfar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar